Hari Lahir Pancasila, Putra Wapres Ma’aruf Amin Sampaikan Rasa Bangga Pada Inisiatif Wali Kota Kediri

halopantura.com Kediri Kota – Gus Syauqi Ma’ruf Amin putra Wakil Presiden Ma’ruf Amin mengaku bangga terlibat dalam Gerakan Kebangsaan Mengumandangkan Lagu Mars Pancasila yang diinisiasi oleh Walikota Kediri Abdullah Abu Bakar untuk memperingati Hari Lahir Pancasila di Kota Kediri. Inisiasi ini dilaksanakan serentak di 17 Area Traffic Control System (ATCS) dan pusat perbelanjaan setiap pukul 14.00 WIB setiap hari di Kota Kediri dimulai pada 1 Juni 2021.

Ketika ditanya pendapatnya tentang Gerakan Kebangsaan Mengumandangkan Mars Pancasila, sosok yang dikenal sebagai Aktivis Sosial/Kepemudaan dan Seni tersebut mengapresiasi langkah Wali Kota Kediri dan menyampaikan rasa bangganya karena bisa berpartisipasi dalam kegiatan tersebut. Gus Syauqi melanjutkan, Peluncuran Gerakan Kebangsaan Mengumandangkan Lagu Mars Pancasila merupakan sebuah inisiasi gerakan yang sangat menginspirasi dan memotivasi banyak pihak.

“Saya bangga, apresiasi yang luar biasa bahwa seorang kepala daerah mau menggerakkan dan Insyaallah ini juga bisa memotivasi teman-teman yang lain untuk tidak hanya melihat tapi juga bergerak bahwa Pancasila adalah jati diri kita,” jelasnya.

Menurut Gus Syauqi, Pancasila memang merupakan jati diri yang tidak boleh berhenti di seluruh komponen bangsa Indonesia. Ditambahkannya pula, memang diperlukan sebuah inisiasi gerakan agar Pancasila bisa melekat dan menempel pada setiap individu rakyat Indonesia.

“Ini memang tidak bisa dilakukan satu atau dua orang tetapi harus bisa menjadi suatu gerakan yang menularkan,” ujarnya.

Gus Syauqi menambahkan, Pancasila adalah mahakarya pendiri bangsa yang harus disadari bukan hanya lima susunan kata yang dirangkai tapi punya nilai yang sangat besar dan menjadi identitas sekaligus kebanggaan bahwa bangsa Indonesia memiliki landasan bernegara yang luar biasa.

“Ada lima komponen yang bisa diresapi oleh anak-anak muda bahwa ke-Tuhanan diletakkan yang pertama karena saya melihat pendiri bangsa ini menyadari bahwa agama juga menjadi dasar pembentukan karakter yang baik sehingga bisa membentuk kemanusiaan yang adil dan beradab. Kemudian bisa saling menghargai, menghormati sehingga bisa terwujud persatuan Indonesia. Kalau sudah bisa bersatu maka musyawarah mufakatnya juga bisa berjalan untuk mewujudkan cita-cita bersama yaitu Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia,” terangnya. (yud/fin/roh)

Tinggalkan Balasan