Tanggal 5 Maret, Operasi Keselamatan Semeru 2018 Dimulai

halopantura.com Bojonegoro – Operasi dengan Sandi “Operasi Keselamatan Semeru 2018” akan dilaksanakan mulai tanggal 05 Maret 2018 sampai tanggal 25 Maret 2018 mendatang. Dalam rangka mengetahui kesiapan seluruh personel yang terlibat operasi maupun sarana pendukung lainnya, Polres Bojonegoro melaksanakan Apel Gelar Pasukan yang dilaksanaka di halaman depan Mapolres Bojonegoro, Kamis (01/03/2018).

Apel Gelar Pasukan dipimpin oleh Kapolres Bojonegoro, AKBP Wahyu S Bintoro, dihadiri Forpimda dan diikuti oleh peserta apel. Diantaranya dari Polisi Militer, anggota Kodim, anggota Brimob, anggota Satpol PP, anggota Dishub dan anggota Polres Bojonegoro.

Kapolres Bojonegoro membacakan amanat Kepala Korps Lalu Lintas Polri, Irjen Pol Drs. Royke Lumowa, M.M., yang menyampaikan bahwa Lalu lintas merupakan urat nadi perekonomian suatu negara. Oleh karena itu pemeliharaan Kamseltibcarlantas (keamanan keselamatan ketertiban dan kelancaran berlalu lintas) sangat penting dalam menunjang kehidupan berbangsa dan bernegara.

“Polri khususnya Polantas bersama Stakeholder dan Pemerintah bertanggungjawab untuk meningkatkan kesadaran dan kepatuhan masyarakat terhadap UU nomor 22 tahun 2009 tentang LLAJ, untuk itu perlu adanya operasi keselamatan tahun 2018,” ucap Kapolres, saat membacakan amanat Kakorlantas Polri.

Pada pelaksanaan Operasi Keselamatan 2018 ada beberpa pelanggaran yang menjadi sasaran berpotensi menyebabkan terjadinya kecelakaan lalu lintas antara lain melawan arah lalu lintas, menggunakan handphone saat mengemudi, berboncengan lebih dari satu, dan berkendara belum cukup umur.

Disampaikan oleh Kapolres Bojonegoro, bahwa dalam pelaksanaan Operasi Keselamatan Semeru 2018, sinergitas antar pemangku kepentingan sangat diutamakan untuk mewujudkan Kamseltibcarlantas, meningkatkan kualitas keselamatan dan menurunkan tingkat fatalitas korban kecelakaan dan membangun budaya tertib berlalu lintas.

“Kita harus bersinergi dengan semua pihak agar potensi pelanggaran, kecelakaan dapat diminimalisir salah satunya dengan memberikan pembelajaran kepada masyarakat,” kata AKBP Wahyu S Bintoro. (luh/roh)

Tinggalkan Balasan