Hadapi Pasar Bebas ASEAN, Semen Gresik Tingkatkan Kompetensi 800 Tukang Bangunan

halopantura.com – PT Semen Gresik selaku salah satu operating company PT Semen Indonesia (Persero) Tbk kembali menggelar sertifikasi tukang bangunan secara massal dalam program komunitas jago bangunan. Kegiatan itu diharapkan bahwa tukang bangunan yang menjadi ujung tombak pembangunan infrastruktur dan konstruksi di Indonesia mampu bersaing di pasar bebas ASEAN maupun globalisasi secara luas.

Kegiatan itu bekerja sama dengan Kementerian PUPR (Pekerjaan Umum & Perumahan Rakyat) dan Lembaga Penyedia Jasa Konstruksi (LPJK) dengan mengadakan kegiatan sertifikasi kepada 800 tukang bangunan yang berasal dari 6 Kota atau Kabupaten, dilakukan di Bandung dan sekitarnya. yaitu Kota Bandung, Kab. Bandung, Kab. Bandung Barat, Kota Cimahi, Kab. Sumedang dan Kab. Garut.

Direktur Komersial Semen Gresik, M Saifudin, menjelaskan program sertifikasi tukang bangunan ini ditujukan untuk memberi bekal peningkatan kompetensi bagi tukang bangunan yang menjadi ujung tombak pembangunan infrastruktur dan konstruksi di Indonesia.

“Dari Program Komunitas Jago Bangunan yang telah berlangsung sejak 2007, PT Semen Gresik sampai dengan saat ini telah memiliki anggota komunitas sebesar 16.751 tukang bangunan, dan 6.007 tukang di antaranya tersebut telah tersertifikasi,” terangnya.

“Sampai dengan akhir tahun 2017, PT Semen Gresik menargetkan anggota komunitas Jago Bangunan bertambah menjadi 17.581 tukang,” tambah M Saifudin usai membuka kegiatan Sertifikasi Tukang Bangunan di GOR Arcamanik Bandung, Kamis (10/8/2017).

Menurut dia, kegiatan sertifikasi ini merupakan kegiatan kedua di tahun ini. Sebelumnya di Kabupaten Gresik pada beberapa bulan lalu juga telah melakukan sertifikasi sebanyak 1.200 tukang bangunan hingga memecahkan rekor MURI kategori sertifikasi tukang bangunan terbanyak secara serentak.

Kegiatan ini merupakan wujud apresiasi sekaligus kepedulian PT Semen Gresik kepada para tukang bangunan, yang merupakan salah satu segmen pelanggan Semen Gresik. Sertifikasi tukang bangunan penting dalam rangka meningkatkan kompentesi dan daya saing mereka untuk memperoleh pekerjaan yang layak dan berkelanjutan.

Terlebih lagi, pemberlakuan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) juga akan mengancam mata pencaharian para tukang bangunan lokal bila mereka tidak dibekali dengan kompetensi dan sertifikasi. Dengan berbekal sertifikasi resmi yang dikeluarkan oleh Lembaga Penyedia Jasa Konstruksi (LPJK) yang digandeng PT Semen Gresik, kompentensi tukang bangunan akan lebih dihargai.

“Sehingga diharapkan dengan adanya kegiatan itu memberikan kemudahan untuk memperoleh pekerjaan, bahkan untuk bekerja di proyek skala besar sekalipun,” ungkap M Saifudin.

Sementara itu, Kepala Balai Jasa Konstruksi Wilayah III Ditjen Bina Konstruksi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (KemenPUPR), Riky Aditya Nasir mengapresiasi upaya yang dilakukan Semen Gresik untuk meningkatkan kompetensi tenaga kerja jasa konstuksi. Apalagi dengan adanya Undang-Undang No 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi, pemerintah berkewajiban untuk meningkatkan kompetensi tenaga kerja di bidang jasa konstruksi dengan pemberian sertifikasi dan akreditasi.

“Dari 7,6 juta pekerja jasa konstruksi di Indonesia, baru 10 persen yang memperoleh sertifikasi sesuai yang diamanatkan UU No 2 Tahun 2017. Kami targetkan hingga 2019 jumlah itu dapat meningkat menjadi 1,5 juta pekerja. Karena itu, kami mengapresiasi program dari Semen Gresik yang membantu KemenPUPR dalam meningkatkan kompetensi tenaga kerja di bidang jasa konstruksi,” kata Riky panggilan akrabnya.

Menurut dia, dengan pemberian sertifikasi bagi tenaga kerja jasa konstruksi, maka tukang bangunan dapat dikategorikan sebagai tenaga terampil. Jika dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya, Indonesia cenderung paling tinggi dalam jumlah tenaga ahli dan tenaga terampil.

“Jumlah tenaga ahli yang sudah tersertifikasi di Indonesia tergolong yang terbanyak di ASEAN, namun ke depan masih perlu ditingkatkan karena pertumbuhan industri konstruksi mencapai 6 persen per tahun, dan Indonesia menyumbang 67 persen dari pasar konstruksi ASEAN,” katanya. (rohman)

Tinggalkan Balasan